1.
Pengertian :
Abortus adalah keluarnya janin
sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu
dan beratnya kurang dari 500gr. (Derek liewollyn&Jones, 2002).
2.
Macam – macam Abortus
2.1
Berdasarkan kejadiannya
2.1.1
Abortus
spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri
2.1.2
Abortus
buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri. Upaya menghilangkan
konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
1. Indikasi medis
Yaitu
menghilangkan kehamilan atas indikasi untuk menyelamatkan jiwa ibu. Indikasi
tersebut diantaranya adalah penyakit jantung, ginjal, atau penyakit hati berat
dengan pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam
rahim.
2. Indikasi social
Pengguguran kandungan dilakukan atas
dasar aspek social, menginginkan jenis kelamin tertentu, tidak ingin punya
anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum siap untuk hamil dan kehamilan yang
tidak diinginkan
2.2 Berdasarkan pelaksanaanya
2.2.1
Abortus
buatan teraupetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara legalitas berdasarkan
indikasi medis
2.2.2
Abortus
buatan illegal yang dilakukan tanpa dasar hokum atau melawan hokum (Abortus
Kriminalis)
2.3 Berdasarkan gambaran klinis
1) Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua
hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya.
2) Keguguran tidak lengkap (abortus
inkompletus). Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Sebagian hasil konsepsi
masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit
3) Keguguran mengancam (abortus imminen).
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. ,
abortus ini baru dan masih ada harapan untuk dipertahankan.
4) Keguguran tak terhalangi (abortus
insipien). Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. abortus ini suadah
berlangsung dan tidak dapat dicegah atau dihalangi lagi
5) Keguguran habitualis,
abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3
kali.
6) Keguguran dengan infeksi (abortus
infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi sebagian besar dalam bentuk
tidak lengkap dan dilakukan dengan cara kurang legeartis.
7) Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu
ke 22, tetapi tertahan dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin
mati.
3.
Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak
diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor yang berpengaruh adalah :
3.1 Faktor pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan
yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi dapat terjadi karena :
3.1.1
Faktor
kromosom terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom seks
3.1.2
Faktor
lingkungan endometrium terjadi karena endometrium belum siap untuk menerima
implantasi hasil konsepsi.selain itu juga karena gizi ibu yang kurang karena
anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan.
3.1.3
Pengaruh
luar meliputi, 1) Infeksi endometrium, 2) Hasil konsepsi yang dipengaruhi oleh
obat dan radiasi, 3) Faktor psikologis, 4) Kebiasaan ibu (merokok, alcohol,
kecanduan obat)
3.2
Kelainan plasenta meliputi : Infeksi pada plasenta, Gangguan pembuluh darah, Hipertensi
3.3
Penyakit ibu / Maternal meliputi : Penyakit infeksi seperti tifus
abdominalis, malaria, pneumonia dan sifilis,
Anemia, Penyakit menahun seperti
hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, DM, dan Kelainan rahim
3.4
Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk
abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan
bawaan uterus.
4
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau
seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin
kekurangan nutrisi dan O2.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya meliputi, sedikit-sedikit dan berlangsung lama, sekaligus
dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan
dan akibat perdarahan, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan
darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (akral) dingin.
5. Tanda Dan Gejala
5.1
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
5.1.1
Terdapat keterlambatan datang bulan.
5.1.2
Terdapat perdarahan, disertai
sakit perut atau mules.
5.1.3
Pada
pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
5.1.4
Hasil
periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
5.1.5
Hasil pemeriksaan tes kehamilan
masih positif
5.2 Tanda dan gejala pada
abortus Insipien :
5.2.1
Perdarahan lebih banyak.
5.2.2
Perut mules atau sakit lebih
hebat.
5.2.3
Pada
pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
5.3 Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
5.3.1
Perdarahan
memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
5.3.2
Perdarahan
mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
5.3.3
Terjadi
infeksi ditandai dengan suhu tinggi.
5.3.4
Dapat
terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)
5.4 Tanda dan gejala abortus Kompletus :
5.4.1
Uterus telah mengecil.
5.4.2
Perdarahan sedikit.
5.4.3
Canalis servikalis telah
tertutup
5.5 Tanda dan gejala Missed Abortion :
5.5.1
Rahim
tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin.
5.5.2
Buah dada mengecil kembali
6.
Penatalaksanaan
6.1 Abortus Imminens
Abortus
Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi
perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul
biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian
terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas
bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai
perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis
tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa
minggu. Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
Sonografi
vagina,pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (hCG) serum,
dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai
kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga
digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam
mengidentifikasi gestasi intrauterus hidup. Setelah konseptus meninggal, uterus
harus dikosongkan. Semua jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan
apakah abortusnya telah lengkap. Kecuali apabila janin dan plasenta dapat
didentifikasi secara pasti, mungkin diperlukan kuretase. Ulhasonografi abdomen
atau probe vagina Dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan ini.
Apabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah signifikan, maka
dianjurkan dilakukan kuretase.
6.1.1
Penanganan
abortus imminens meliputi :
1. Istirahat baring. Tidur berbaring
merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Terapi hormon progesteron intramuskular
atau dengan berbagai zat progestasional sintetik peroral atau secara
intramuskular.Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
3. Pemeriksaan ultrasonografi untuk
menentukan apaka}r janin masih hidup.
6.2 Abortus Insipiens
Abortus
Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan
bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum
atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
6.2.1
Penanganan
Abortus Insipiens meliputi :
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu,
lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak
dapat, segera lakukan: 1) Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang
setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang
sesudah 4 jam bila perlu), 2) Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu : 1) Tunggu
ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. 2) Jika
perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk
membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan
6.3 Abortus lnkompletus
Abortus
Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta
(seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang
lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan
hipovolemia berat.
6.3.1
Penanganan
abortus inkomplit :
1. Jika perdarahant idak seberapab anyak dan
kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan
cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika
perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol4 00
mcg per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus
berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan
: 1) Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia, 2) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu: 1) Berikan
infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
ringer laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi, 2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4
jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg), 3) Evaluasi sisa
hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
6.4 Abortus Kompletus
Pada
abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah
banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
Penderita
dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari atau
jika anemia berat maka perlu diberikan transfusi darah.
6.5 Abortus Servikalis
Pada
abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium
uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis
servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding
menipis. Padap emeriksaand itemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri
eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi
Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
6.6
Missed Abortion
Missed
abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang
telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed
abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone.
Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat
menyebabkan missed abortion.
Diagnosis
Missed abortion biasanya
didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang kemudian menghilang secara
spontan atau setelah pengobatan. Gejala subyektif kehamilan menghilang, mamma
agak mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi malah mengecil, tes kehamilan
menjadi negatif. Dengan ultrasonografi dapat ditentukan segera apakah janin
sudah mati dan besamya sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui pula bahwa
missed abortion kadang-kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia, sehingga pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan.
Penanganan
Setelah diagnosis missed
abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera
dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti
apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia
dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan.
Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang
wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang
telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.
6.7
Abortus Habitualis
Abortus
habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut
turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya
berakhir sebelum 28 minggu.
7.
Manifestasi Klinis
7.1 Terlambat haid atau amenorhe kurang dari
20 minggu.
7.2 Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum
tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi
normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
7.3 Perdarahan pervaginam mungkin disertai
dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
7.4 Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas
simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus.
7.5 Pemeriksaan ginekologi :
7.5.1
Inspeksi
Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
bau busuk dari vulva.
7.5.2
Inspekulo
: perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada
atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
7.5.3
Colok
vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
8.
Komplikasi
8.1 Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
8.2 Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah
9.
Pemeriksaan Penunjang
9.1 Tes Kehamilan, Positif bila janin masih
hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
9.2 Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup.
9.3 Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion
10.
Diagnosa Banding
Kehamilan
etopik terganggu, mola hidatidosa, kemamilan dengan kelainan serviks. Abortion
imiteins perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang biasanya sedikit,
berwarna merah, cepat terhenti, dan tidak disertai mules-mules.
Sumber : Blog Riyawan | KUmpulan Makalah Keperawatan
jadi perdarahan maternal itu sebenarnya apa?
BalasHapusapakah nama lain dari "abortus" atau istilah dari "perdarahan selama masa kehamilan"?